BUDIDAYA BUAH LECI
A. SYARAT TUMBUH
Leci tumbuh baik di daerah sejuk. Tanaman ini membutuhkan cukup
banyak air tetapi yang tidak tergenang. Oleh karena itu, kedalaman air
tanah yang sesuai adalah yang agak rendah hingga kedalaman 1 m. Curah
hujan yang diinginkannya adalah yang tinggi, rata-rata 2.000 mm per
tahun. Daerah dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 700 m di atas
permukaan laut sangat cocok untuk pertumbuhannya. Suhu udara yang
diinginkan adalah 9-19° C (di musim hujan) dan 25-33° C (di musim
kemarau). Jenis tanah yang cocok adalah tanah gembur yang berhumus
sangat banyak. Tanah yang berat dan padat akan menghalangi pertumbuhan
akar sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman ini.
Perbanyakan dan penanaman Pencangkokan merupakan cara perbanyakan
utama secara komersial, dan tingkat keberhasilannya biasanya tidak
kurang dari 95%. Cara-cara perbanyakan lain ialah melalui penyambungan
(berguna untuk pohon yang lebih tua yang tetap berproduksi), penempelan
mata, dan penggunaan setek (untuk perbanyakan cepat suatu kultivar
baru). Ketid-akserasian sering terjadi pada beberapa kombinasi antara
batang-atasibatangbawah. Jarak tanamnya 6 m x 6 m (280 pohon/ha) untuk
kultivar-kultivar yang tegak seperti ‘Kwai Mai Pink’. Kultivar-kultivar
yang lebih kekar, seperti ‘Tai So’, ‘Souey Tung’, dan ‘Haak Yip’ dapat
ditanam dengan jarak tanam 9-12 m antar-baris dan 6 m antar-pohon
(140-185 pohon/ha). Kebun buah lici perlu diperjarang menjadi 70
pohon/ha; kepadatan kebun buah lici yang ditanam rapat harus diperjarang
setengahnya sebanyak dua kali pada umur kira-kira 10 tahun dan 15
tahun. Tata laksana Kebun buah lici biasanya diberi pengairan, kecuali
di Cina. Pasokan air ditahan untuk menjaga agar pucuk tetap istirahat
selama 2-3 bulan sebelum munculnya perbungaan. Selama sisa waktu daur
kehidupannya hendaknya jangan terjadi stres air.
C. PEMELIHARAAN
Pemupukan juga hendaknya membatasi pohon hanya sekali terjadinya
pertumbuhan pucuk serempak setelah panen, mempertahankan agar pucuk
berikutnya istirahat. Jadi kandungan N dalam daun hendaknya
dipertahankan di bawah 1,5-1,8% sebelum malai bunga muncul. Untuk
mendukung perkembangan bunga dan memperbaiki retensi buah, pemupukan
dilakukan pada saat munculnya malai bunga dan setelah terbentuknya buah.
Saat-saat pemupukan lainnya juga dinyatakan di Cina dan Afrika Selatan
(sebelum dan sesudah panen). Jumlah pupuk yang dianjurkan untuk pohon
yang berumur 5 tahun dan tumbuh normal adalah 200 g N, 89 g P dan 300 g K
per tahun, meningkat menjadi 1000 g N, 300 g P dan 1400 g K per tahun
pada umur 15 tahun. Standar pupuk daun yang dikembangkan untuk pohon
yang sehat berproduksi tinggi di Australia adalah : 1,5-1,8% N,
0,14-0,22% P, 0,70-1,10% K, 0,60-1,00% Ca, 0,30-0,50% Mg. Pengeratan
kulit pohon (cincturing) telah digunakan secara komersial di Cina,
Thailand, Australia, Florida, dan Hawaii untuk memaksa pucuk
beristirahat dan untuk memperbaiki pembungaan serta pembuahan. Pohon
dikerat seusai merebaknya daun secara serempak pasca panen, jika
pohon-pohon itu sehat dan secara aktif terjadi merebaknya daun serempak.
Reaksi umum pohon lici terhadap segala bentuk pemangkasan ialah
pengisian rumpang secepat mungkin dengan daun-daun yang subur tetapi
kurang dapat berbuah lebat. Pemangkasan dibatasi hanya beberapa tahun
pertama dengan maksud membentuk pohon. Setiap 2-3 tahun sekali
pohon-pohon lici yang lebih tua dibatasi tajuknya dan ranting-ranting
bagian dalam dipangkas seusai panen dengan jalan memotong beberapa
cabang yang lemah, agar strukturnya lebih tahan terhadap kerusakan
karena embusan angin. Pemotongan tandan buah pada saat panen juga
merupakan salah satu bentuk pemangkasan; jika terlalu banyak daun dan
ranting terbuang pada proses pemanenan, pembungaan pada tahun berikutnya
akan berkurang.
D. HAMA DAN PENYAKIT
Tak ada penyakit utama yang kini mengganggu pertumbuhan pohon lici.
Semacam jamur parasit (Cephaleuros sp.) kadangkadang menyerang pohonnya
menyebabkan hilangnya daya tahan pohon itu. Kultivar-kultivar yang
rentan seperti ‘Souey Tung’ dan ‘Haak Yip’ dapat dijaga dengan cara
disemprot larutan tembaga dua kali, sebelum dan sesudah musim hujan.
Penurunan daya tahan secara lambat dan kematian yang mendadak telah
tercatat di Queensland bagian selatan, terutama pada tanah yang
drainasenya jelek. Tiga marga nematoda (Xiphinema, Paratrichodorus dan
Helicotylenchus) dikaitkan dengan menurunnya ketahanan pohon di
Australia. Di Afrika Selatan, nematisida pasca-tanam memperlihatkan
harapan besar. Pada dasarnya, kelompok hama yang menyerang tanaman
adalah sama di berbagai negara. Kutu erinosa (Eriophyes litchii)
merupakan hama utama yang menyerang daun. Penyerangan yang hebat akan
menghancurkan bunga dan buah yang sedang berkembang dan membunuh
titik-titik tumbuh. Kutu erinosa sulit sekali diberantas; merendam
cangkokan di dalam dimetoat (dimethoate) menolong menghindari masuknya
kutu itu ke dalam kebun buah. Kumbang bahu-merah (Monolepta australis),
ulat penggulung daun (Platypeplus aprobola dan Isotenes miserana), dan
kutu perisai (Chloropulvinaria psidii) kadang-kadang menyerang pohon
lici, tetapi dapat diberantas dengan baik. Beberapa ulat lain (Phycita
leucomiltia, Lobesia spp. dan Prosotas spp.) menyerang tandan dan bunga
yang sedang berkembang. Satu atau dua kali penyemprotan metomil
(methomyl) sepanjang musim dapat memberantas secara efektif. Bunga lici
juga dapat diserang oleh kumbang bahumerah, trip dan kutu ‘rutherglen’.
Serangga utama yang menyerang buah lici adalah kutu pembentuk noda di
buah (Amblypelta nitida dan . A. lutescens), kutu penyengat lici
(Lyramorpha rosea atau Tessaratoma papillosa, di Cina), dan sejumlah
jenis ngengat, termasuk ngengat pengoyak buah (misalnya Othreis
fullonia) dan pengebor (misalnya Acrocercops glomerella dijumpai pada
rambutan dan kakao). Kutu-kutu ini menyebabkan rontoknya buah muda;
beberapa macam insektisida dapat memberantasnya. Ngengat juga dapat
menyebabkan jatuhnya buah lebih awal, tetapi hancurnya buah yang rusak
setelah dipanen lebih gawat lagi; ngengat-ngengat ini semua sulit
diberantas secara tuntas. Burung dan kalong menyebabkan kerusakan yang
serius di Australia, Thailand, dan Afrika Selatan dalam beberapa tahun
tertentu.
E. PANEN DAN PASCA PANEN
Leci tidak rontok setelah matang di pohon. Kematangan diperkirakan
dari bentuk tertentu, warna kulit buah, tekstur kulit, dan aroma
masing-masing kultivar. Suatu indeks kematangan yang didasarkan kepada
nisbah gula/asam telah dikembangkan di Australia. Sebagian besar buah
lici dapat dipetik dari pohonnya dalam waktu 1 minggu, dan dari satu
kultivar dalam sebidang kebun buah rampung dipanen dalam 3 minggu.
Kebanyakan petani lici menanam berbagai kultivar supaya dapat
menyebarkan beban kerja pemetikan. Bulan April sampai Juni adalah musim
panen di Thailand bagian utara. Di Bali, buah lici dipetik sekitar bulan
Oktober; di Kalimantan Timur, buah lici dari pohon di hutan dapat
dipungut pada bulan Februari-Maret. Di sebagian besar negara Asia, buah
lici dipasarkan dalam ikatan tandannya. Pengelompokan baku untuk buah
yang lepas-lepas telah dikembangkan di Australia. Hasil Hasil rata-rata
untuk pohon lici berumur 10 tahun di Queensland bagian selatan berkisar
antara kira-kira 10-50 kg per pohon per tahun untuk kultivar-kultivar
yang berbuah tidak teratur seperti ‘Tai So’, dan 30-80 kg per pohon
untuk kultivar yang berbuah teratur seperti ‘Wai Chee’. Hasil ini setara
dengan 10,7-11,2 ton/ha per tahun, dengan jarak tanam yang sesuai
dengan anjuran. Hasil 10 ton/ha dapat dipertahankan pada kebun buah lici
yang dikelola dengan balk Al Guangdong (Cina), tetapi hasil
rata-ratanya hanya kira-kira 2 ton/ha per tahun. Penanganan pasca-panen
Di Asia, lici dipasarkan dalam keranjang bambu berkapasitas 22-25 kg
buah, biasanya tanpa dimasukkan ke dalam kamar pendingin atau memperoleh
perlakuan pascapanen, dan dikonsumsi dalam jangka waktu 3 hari setelah
dipetik. Lici akan kehilangan warna merah cerah pada kulit buahnya dan
berubah menjadi coklat dalam beberapa hari setelah dipanen, terutama
jika kelembapannya rendah. Kelembapan yang tinggi cenderung meningkatkan
kebusukan pasca-panen. Untuk mempertahankan agar buah tidak menjadi
coklat dan busuk, petani-petani lici di Australia merendam buah lici
dalam larutan 0,5 g benomil/l pada suhu 52° C selama 2 menit, khususnya
buah-buah yang tidak dimasukkan ke dalam ruang pendingin di rumah
petani. Digunakan ‘punnet’ yang bertutup plastik; selapis tipis larutan
tersebut sudah cukup untuk mempertahankan kelembapan, sehingga buah-buah
terhindar dari perubahan warna menjadi coklat tanpa adanya pengasapan
kondensasi pada kemasan buah. Penyimpanan pada suhu 5-8° C dapat
memperpanjang ketahanan buah yang diperlukan sampai 4-6 minggu.
Sumber : http://phiets.wordpress.com/2009/06/06/budidaya-leci/ , dengan perubahan seperlunya.
0 komentar:
Posting Komentar