CARA MEMELIHARA BUNGA ADENIUM
Adenium merupakan tanaman sukulen yang berumur panjang. Tanaman ini
berasal dari daerah tropis, meski ditemukan di gurun pasir. Terlebih
lagi telah terjadi domestikasi sehingga hanya anakan yang tahan terhadap
air-lah yang mampu bertahan dalam kondisi yang basah. Anakan tersebut
lebih tidak senang terhadap kekeringan daripada yang ada di alam.
Adenium akan mati saat terjadi kombinasi dari keadaan dingin dan basah
ataupun dengan terlalu banyak menyiram pada media yang lengket dan
drainase-nya tidak bagus..
Namun keadaan dingin ini (di bawah 10C) tidak dijumpai di semua
wilayah Indonesia (kecuali di pegunungan), sehingga tanaman adenium ini
dapat lebih cepat tumbuh karena mendapat panas yang cukup dengan tak
lupa air yang cukup.
a. Media tanam
b. Pot/wadah tanam
c. Pengairan/penyiraman
d. Lingkungan
e. Pemupukan
f. Pemangkasan
A. Media tanam
Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu
menahan kelembaban agar pertumbuhannya maksimal. Namun pemilihan media
yang tepat merupakan kebijakan dari masing-masing pemelihara yang
disesuaikan dengan penyiraman yang dilakukan. Jika penyiraman sering,
maka diperlukan media yang tidak mengikat air, tapi jika jarang
dilakukan penyiraman, maka media yang digunakan adalah yang cukup
mengikat air.
Cara pemupukan juga perlu diperhatikan apakah akan secara siram
(dilarutkan dalam air siraman) atau dengan mencampur ke media atau
diletakkan di atas media, atau kombinasi dari cara-cara tersebut.
Campuran media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut
kelapa), cocochunk (cacahan sabut kelapa), pasir kasar, sekam bakar,
sekam, pupuk kandang, pupuk kompos, kerikil, daun kering, dan lain-lain.
Beberapa bahan di atas dicampur dengan perbandingan menjadi media yang
disesuaikan dengan kebutuhan penyerapan air dan pemupukan menurut
kebutuhan masing-masing grower .
Seringkali di dasar pot diberi kerikil, pecahan batu bata, pecahan
genteng, ataupun styrofoam. Ada pula grower yang tak menambahkan dasaran
di bagian bawah pot melainkan menggunakan kain jala untuk mencegah
media keluar dari lubang drainase.
kembali ke atas
Segala macam pot dapat dipakai. Kita harus hati-hati dengan pot
gerabah ataupun keramik, karena dapat pecah saat bonggol membesar dan
tidak muat dalam pot tersebut. Sebaiknya gunakan pot gerabah atau
keramik yang berdinding tebal sehingga tidak mudah pecah. Pot plastik
juga baik karena ringan dan tidak mudah pecah.
Lubang drainase haruslah besar dan banyak untuk menjamin tidak adanya
penyumbatan air yang berakibat fatal. Di bagian bawah biasanya diberi
kain jala untuk mencegah tergerusnya media ke luar dari pot.
Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari adenium
yang ditanam. Pot tidak boleh terlalu besar yang dapat mengakibatkan
percabangan akar yang terlalu banyak.
Saat akar/bonggol adenium sudah tidak muat di suatu pot, maka saatnya
untuk memindahkan ke pot yang lebih besar. Pemindahan ini dapat
dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan diganti yang baru,
atau jika media lama masih laik maka dapat pula disisakan dan di
sela-sela-nya diisi dengan media yang baru. Saat yang tepat untuk
mengganti pot adalah ketika adenium sedang dalam masa tumbuh aktif.
Harus hati-hati dengan kemungkinan bonggol terlukai sat transplantasi.
Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan busuk saat dilakukan
penyiraman. Jika bonggol ternyata terluka, jangan sirami selama sekitar
seminggu agar luka-nya sembuh terlebih dahulu.
kembali ke atas
Seberapa banyak tanaman adenium disiram tergantung pada masa tumbuh
dari adenium tersebut. Jangan biarkan media sampai kering saat adenium
sedang tumbuh (terlihat ada bakal daun yang siap tumbuh membesar) karena
akan menghambat pertumbuhannya. Bahkan adenium yang sedang tumbuh dapat
disiram setiap hari asalkan media dan drainasenya bagus. Lain halnya
saat pertumbuhan berhenti, yaitu saat tidak ada bakal daun baru yang
ditandai dengan warna daun yang serupa (misalnya: daun berwarna hijau
tua semua, tidak ada pucuk yang berwarna hijau muda). Pada saat ini,
media harus dibiarkan mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya.
Pengairan ini hanya berfungsi agar bonggol adenium tidak berkerut.
Ada berbagai aspek yang mempengaruhi cepatnya media mengering,
seperti kebutuhan tanaman akan air, besarnya wadah dan jenis media yang
digunakan. Tanaman yang masih muda membutuhkan lebih banyak air daripada
yang sudah berumur.
Saat memindah tanaman ke media baru adalah saat yang kritis, karena
seringkali ada cacat pada akar yang tidak kita ketahui. Cacat tersebut
dapat mengakibatkan busuknya tanaman pada saat terkena air yang cukup
banyak. Ketika terjadi pembusukan yang ditandai dengan daun yang
menguning secara tidak normal, maka harus segera dilakukan penyelamatan
pada tanaman tersebut. Caranya dapat dilihat di penyelamatan bonggol
yang membusuk.
Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun
mengucurkannya langsung ke media. Jika dipilih cara semprot, maka harus
hati-hati karena air seringkali tidak cukup membasahi media. Lakukan
penyiraman sampai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot.
kembali ke atas
D. Lingkungan
1. Suhu
Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis(30 -35 C). Namun, semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang dingin pada malam hari (di bawah 10 C) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh.
Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis(30 -35 C). Namun, semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang dingin pada malam hari (di bawah 10 C) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh.
2. Kelembaban
Kelembaban yang tinggi sangat disukai adenium. Saat musim hujan adalah saat di mana kelembaban tinggi, tapi adenium harus terlindungi dari curahan hujan agar sesuai dengan kebutuhan airnya. Untuk itu, rumah kaca akan sangat membantu. Namun jika budget terbatas, dapat pula digunakan plastik transparan untuk menutupi curahan hujan tanpa menghalangi sinar matahari yang masuk. Warna bunga akan kurang keluar jika keadaan lingkungan terlalu kering.
Kelembaban yang tinggi sangat disukai adenium. Saat musim hujan adalah saat di mana kelembaban tinggi, tapi adenium harus terlindungi dari curahan hujan agar sesuai dengan kebutuhan airnya. Untuk itu, rumah kaca akan sangat membantu. Namun jika budget terbatas, dapat pula digunakan plastik transparan untuk menutupi curahan hujan tanpa menghalangi sinar matahari yang masuk. Warna bunga akan kurang keluar jika keadaan lingkungan terlalu kering.
3. Sinar matahari
Sinar matahari penuh akan disukai oleh adenium terutama saat kelembaban tinggi. Namun hati-hati dengan bonggol yang terekspos terik matahari karena dapat terbakar. Seringkali para pembiak menggunakan koran bekas untuk membungkus bonggol yang berada di permukaan agar tidak tersengat terik matahari. Agar dapat berbunga dengan baik, kebanyakan adenium butuh paling tidak 4-5 jam cahaya matahari langsung.
Sinar matahari penuh akan disukai oleh adenium terutama saat kelembaban tinggi. Namun hati-hati dengan bonggol yang terekspos terik matahari karena dapat terbakar. Seringkali para pembiak menggunakan koran bekas untuk membungkus bonggol yang berada di permukaan agar tidak tersengat terik matahari. Agar dapat berbunga dengan baik, kebanyakan adenium butuh paling tidak 4-5 jam cahaya matahari langsung.
4. Hujan
Sedikit terkena hujan akan baik bagi adenium. Saat hujan terlalu banyak menerpa, maka hujan harus dihalangi misalnya dengan atap plastik transparan. Hujan yang terlalu banyak, apalagi dikombinasi dengan suhu yang dingin dapat menyebabkan bonggol membusuk.kembali ke atas
Sedikit terkena hujan akan baik bagi adenium. Saat hujan terlalu banyak menerpa, maka hujan harus dihalangi misalnya dengan atap plastik transparan. Hujan yang terlalu banyak, apalagi dikombinasi dengan suhu yang dingin dapat menyebabkan bonggol membusuk.kembali ke atas
E. Pemupukan
Kuncinya adalah sedikit dan sering. Jika adenium mendapat kondisi
yang ideal, maka dia dapat tumbuh dengan sangat cepat. Namun jika
terlalu banyak pupuk, maka adenium akan mati. Untuk yang tidak suka
repot, cukup tambahkan pupuk untuk kaktus ataupun pupuk kandang yang
merupakan slow release fertilizer, sehingga tak akan membunuh adenium.
Pupuk kimia biasa seperti urea, KCL, TSP dapat pula digunakan karena
harganya yang lebih murah, namun dosisnya harus sangat diperhatikan
karena sangat mudah untuk menjadi kebanyakan. Biasanya pupuk kimia ini
dilarutkan dalam air siraman agar penyerapan jadi merata dan optimal.
Jenis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan. Kombinasi yang pas
membutuhkan coba-coba disesuaikan dengan keadaan media, tingkat
pertumbuhan, dan stressing (untuk pertumbuhan atau untuk pembungaan).
kembali ke atas
F. Pemangkasan
Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang haruslah dipangkas. Tak
perlu takut tanaman akan mati jika tanpa daun, karena adenium sudah
punya cadangan makanan di bonggolnya untuk dapat bertahan hidup.
Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan kembali agar tampak lebih
indah. Agar adenium bercabang lebih dari satu, maka pemangkasan
dilakukan saat adenium sedang tumbuh (bukan masa dorman). Jika waktunya
salah, maka adenium tidak akan bercabang banyak, melainkan hanya tumbuh
satu tunas saja. Setelah beberapa minggu tunas baru akan muncul, jadi
haruslah sabar dan jangan terlalu banyak menyirami.
Pemangkasan ini juga berfungsi memacu pembungaan yang banyak.
Biasanya, bunga yang banyak akan tumbuh setelah 3 bulan sebelumnya
dipangkas dan diberi stressing pada pembungaan.
kembali ke atas
0 komentar:
Posting Komentar